Wajahbatam, Penjualan kendaraan listrik Tesla mengalami penurunan signifikan di Eropa pada Januari 2025, diduga akibat keterlibatan Elon Musk dalam berbagai isu politik. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi jumlah unit yang terjual, tetapi juga berdampak langsung pada harga saham perusahaan tersebut, yang mengalami penurunan drastis.
Gambar Istimewa: antaranews.com
Penurunan Penjualan dan Saham Tesla
Berdasarkan data dari Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA), Tesla hanya berhasil menjual 9.945 unit di Eropa pada Januari 2025. Angka ini menunjukkan penurunan 45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, meskipun secara keseluruhan pasar kendaraan listrik di Eropa justru mengalami kenaikan sebesar 37%.
Penurunan ini juga berdampak pada harga saham Tesla, yang anjlok 8,4% sehingga nilai pasarnya jatuh di bawah USD 1 triliun. Sepanjang tahun 2025, saham Tesla telah kehilangan 22% dari nilainya, dan jika dihitung sejak puncaknya pada 17 Desember 2024, penurunan mencapai 37%.
Dampak Terbesar di Jerman dan Prancis
Tren negatif ini sangat terlihat di beberapa negara Eropa, terutama di Jerman dan Prancis. Di Jerman, penjualan Tesla anjlok hingga 41%, sedangkan di Prancis, pendaftaran kendaraan Tesla turun 63%, hanya mencapai 1.141 unit. Ini merupakan angka terendah sejak Agustus 2022.
Sementara itu, di Inggris, untuk pertama kalinya Tesla kalah bersaing dengan BYD, produsen kendaraan listrik asal China. Hal ini menunjukkan bahwa selain faktor eksternal seperti kontroversi Elon Musk, persaingan dari merek lain juga menjadi tantangan serius bagi Tesla di pasar Eropa.
Pangsa Pasar Tesla di Eropa Terus Menyusut
Pada tahun 2024, pangsa pasar Tesla di Uni Eropa turun menjadi 1%, dari sebelumnya 1,8%. Angka ini semakin menegaskan bahwa dominasi Tesla di pasar kendaraan listrik kini mulai goyah, terutama dengan masuknya berbagai merek baru yang menawarkan teknologi inovatif dan harga yang lebih kompetitif.
Kontroversi Elon Musk Jadi Faktor Utama?
Beberapa analis menduga bahwa keterlibatan Elon Musk dalam berbagai perdebatan politik menjadi salah satu faktor utama yang membuat Tesla kehilangan pelanggan di Eropa. Musk kerap membuat pernyataan kontroversial di media sosial, yang memicu reaksi beragam dari publik. Banyak calon pembeli di Eropa yang lebih memilih produsen lain karena tidak ingin terafiliasi dengan figur publik yang sering menjadi sorotan negatif.
Selain itu, keputusan bisnis Tesla yang berulang kali menaikkan dan menurunkan harga kendaraan juga menimbulkan ketidakpastian bagi konsumen. Kebijakan ini membuat beberapa pembeli menunda keputusan untuk membeli mobil Tesla atau beralih ke merek lain yang lebih stabil dalam hal harga.
Penurunan drastis penjualan Tesla di Eropa menjadi sinyal serius bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan global. Faktor eksternal seperti keterlibatan politik Elon Musk serta meningkatnya persaingan dari produsen lain, khususnya dari China, semakin memperumit situasi. Untuk kembali mendominasi pasar, Tesla perlu melakukan strategi yang lebih matang, baik dalam hal pemasaran, harga, maupun manajemen citra perusahaan di mata konsumen. Jika tidak, posisi Tesla sebagai pemimpin kendaraan listrik bisa terus melemah di masa depan.
