Mancini resmi menerima tawaran melatih Timnas Arab Saudi pada musim panas 2023. Namun, perjalanan singkatnya bersama The Green Falcons berakhir pada Oktober 2023, setelah gagal memberikan performa memuaskan. Mancini akhirnya harus meninggalkan kursi kepelatihan, membawa catatan yang tidak sesuai ekspektasi tinggi dari publik sepak bola Arab.
Gambar Istimewa : timesmedia.co.id
“Meninggalkan Timnas Italia adalah kesalahan yang tak akan pernah saya ulangi,” ungkap Mancini dengan nada penuh penyesalan.
Iming-Iming Gaji Besar Bukan Satu-Satunya Faktor
Mancini mengakui bahwa tawaran finansial menggiurkan dari Arab Saudi menjadi salah satu pertimbangan penting. Meski begitu, ia menekankan bahwa keputusan tersebut tidak sepenuhnya didasarkan pada uang. “Saya tidak akan menyangkal fakta itu. Gaji besar memang menjadi daya tarik, meskipun jumlahnya tidak setinggi yang diberitakan media. Namun, itu bukanlah alasan utama,” jelasnya.
Pelatih berusia 59 tahun ini juga mengungkapkan beban psikologis akibat kegagalan Timnas Italia lolos ke Piala Dunia 2022 sebagai salah satu alasan dirinya hengkang. “Membawa Italia juara Eropa setelah 50 tahun adalah pencapaian luar biasa, tetapi kegagalan ke Piala Dunia meninggalkan luka mendalam,” tambah Mancini.
Perjalanan Karier yang Berliku
Sebagai pelatih, Mancini telah melalui pasang surut dalam kariernya. Saat melatih Timnas Italia, ia berhasil membawa Gli Azzurri kembali ke puncak kejayaan dengan memenangkan Euro 2020. Namun, euforia kemenangan itu dengan cepat pudar setelah Italia gagal lolos ke Piala Dunia 2022, sebuah pukulan yang sulit diterima bagi negara dengan sejarah sepak bola yang begitu kaya.
Keputusan meninggalkan Italia untuk melatih Arab Saudi, meskipun terlihat strategis dari segi finansial, kini menjadi keputusan yang ia anggap sebagai “penyesalan seumur hidup.” Ia pun menegaskan bahwa jika diberi kesempatan untuk mengulang waktu, keputusan itu tidak akan pernah diambil.
Masa Depan Mancini
Kini, setelah meninggalkan posisi di Timnas Arab Saudi, publik sepak bola mulai berspekulasi tentang langkah selanjutnya dari Mancini. Apakah ia akan kembali melatih klub Eropa atau mencoba peruntungannya di liga lain, masih menjadi tanda tanya besar. Yang jelas, Mancini mengakui pentingnya belajar dari kesalahan dan menjadikannya pelajaran untuk masa depan.
“Sepak bola adalah perjalanan penuh tantangan. Kadang kita membuat keputusan yang salah, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dari kesalahan itu,” tutup Mancini.
Dengan pengalaman dan rekam jejak yang ia miliki, Mancini masih menjadi salah satu sosok yang diperhitungkan di dunia kepelatihan. Meski demikian, penyesalan yang ia alami saat ini menunjukkan bahwa bahkan para profesional terbaik pun tidak lepas dari pilihan yang salah.
Kisah Roberto Mancini ini menjadi pengingat bahwa keputusan besar dalam karier sering kali membawa konsekuensi yang tak terduga. Bagi Mancini, meninggalkan Italia mungkin terasa seperti langkah maju pada awalnya, tetapi kini ia harus hidup dengan konsekuensi dari keputusannya.
Apakah Mancini akan kembali menorehkan kesuksesan di dunia sepak bola? Waktu yang akan menjawab. Yang jelas, pelajaran dari kisah ini adalah untuk selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan, terutama ketika menyangkut masa depan karier.