KPK Ungkap Titik Pergerakan Harun Masiku dan Hasto saat Gagal Di-OTT

Redaksi

Poster bergambar Harun Masiku ditempel saat peserta aksi dari Indonesia Corruption Watch (ICW) melakukan aksi teatrikal di depan Gedung KPK, Jakarta, Senin (15/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/wajahbatam.co.id

KPK mengungkap pergerakan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan eks Caleg PDIP Harun Masiku saat lolos dalam operasi tangkap tangan (OTT) pada 8 Januari 2020 silam.

Hal ini terungkap saat JPU KPK mencecar ahli IT, Bob Hardian Syahbuddin, dalam sidang lanjutan kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan Harun Masiku yang menjerat Hasto di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (26/5).

Mulanya, jaksa menyinggung berita acara pemeriksaan (BAP) dari Bob yang sempat ditunjukkan beberapa lini masa pergerakan sejumlah pihak saat OTT berlangsung. Pergerakan itu terdeteksi melalui call detail record (CDR) yang didapatkan penyidik dari operator seluler.

Jaksa lalu menanyakan terkait data pergerakan Harun Masiku kepada Bob.

"Terkait dengan keterangan saudara ini, ditunjukkan adanya perjalanan nomor 081 dan seterusnya yang diduga milik Harun Masiku. Kemudian saudara menjelaskan ini dalam keterangan saudara. Apakah dasar keterangan saudara ini berdasarkan timeline ini Anda cocokkan dengan CDR yang saudara terima?" tanya jaksa.

"Ya, saya liat dari CDR juga," jawab Bob.

"Berarti saudara terkait dengan titik, misalnya tanggal 8 Januari 2020 jam 11.09 posisi di Batu Sari TBG, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Ini saudara cocokkan dengan data CDR?" cecar jaksa.

"Iya," timpal Bob.

"Betul ya, lokasi Batu Sari?" tanya jaksa.

"Itu ada di CDR-nya," ungkap Bob.

Dosen pada Fakultas Ilmu Komputer UI, Bob Hardian Syahbuddin, dihadirkan sebagai ahli dalam sidang kasus Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (26/5/2025). Foto: Jonathan Devin/wajahbatam.co.id

Selain terkait Harun, Bob juga dikonfirmasi seputar pergerakan Hasto.

"Di BAP (nomor) 17 ini saudara diminta untuk menerangkan pergerakan Hp 0811*******. Ini yang diduga milik terdakwa (Hasto). Betul itu saudara cek data CDR-nya?" tanya jaksa.

"Iya," ucap Bob.

"Kalau di timeline ini ada empat posisi. Di Jalan Diponegoro, Parkir Jakarta Hall Convention Center, Jalan Nasional Gelora Tanah Abang. Posisi keempat itu sekitar jam 16.26. Itu yang saudara cek pergerakannya?" cecar jaksa.

"Setiap line di CDR itu mengandung informasi yang empat (lokasi) tadi," jelasnya.

Tak berhenti di sana, jaksa juga mengkonfirmasi Bob soal pergerakan staf Hasto, Kusnadi, di hari OTT tersebut. Malam itu, Kusnadi terdeteksi berada di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

"Kemudian di BAP nomor 18 ada 081219707860 ini diduga milik saudara Kusnadi. Ini sama ahli ya pergerakannya berdasarkan data CDR yang di situ menunjukkan posisi BTS?" tanya jaksa.

"Iya," jawab Bob.

"Poin 7 (BAP) itu ada di Menara Kompas antara jam 16.32-16.38 hingga jam 17.02. itu sesuai data CDR tadi?" tanya jaksa lagi.

"Iya," ujar Bob.

"Kemudian ini juga di jam 18.29-19.32 posisinya di PTIK. Memang menyebut seperti itu ahli ya?" cecar jaksa.

"Iya," ucap Bob.

Staf Pribadi Hasto, Kusnadi dan Satpam Kantor DPP PDIP, Nur Hasan dihadirkan sebagai saksi saat sidang lanjutan dugaan suap dan perintangan penyidikan Hasto Kristiyanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (7/5/2025). Foto: Jamal Ramadhan/wajahbatam.co.id

Kasus Hasto

Dalam kasusnya, Hasto didakwa menyuap komisioner KPU RI dalam proses Pergantian Antarwaktu (PAW) dan merintangi penyidikan kasus Harun Masiku.

Dalam perkara dugaan suap, Hasto disebut menjadi pihak yang turut menyokong dana. Suap diduga dilakukan agar Harun ditetapkan sebagai anggota DPR melalui proses PAW.

Caranya, adalah dengan menyuap komisioner KPU saat itu, Wahyu Setiawan. Nilai suapnya mencapai Rp 600 juta.

Suap itu diduga dilakukan oleh Hasto bersama Donny Tri Istiqomah, Harun Masiku, dan Saeful Bahri. Suap kemudian diberikan kepada Agustiani Tio dan juga Wahyu Setiawan.

Sementara itu, terkait dengan perkara dugaan perintangan penyidikan, Hasto disebut melakukan serangkaian upaya seperti mengumpulkan beberapa saksi terkait Masiku dengan mengarahkan para saksi itu agar tidak memberikan keterangan yang sebenarnya.

Tidak hanya itu, pada saat proses tangkap tangan terhadap Masiku, Hasto memerintahkan Nur Hasan—seorang penjaga rumah yang biasa digunakan sebagai kantornya—untuk menelepon Masiku supaya merendam HP-nya dalam air dan segera melarikan diri.

Kemudian, pada 6 Juni 2024, atau 4 hari sebelum Hasto diperiksa sebagai saksi terkait Masiku, ia juga memerintahkan stafnya yang bernama Kusnadi untuk menenggelamkan HP milik Kusnadi agar tidak ditemukan oleh KPK.

Also Read

Tags

yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk yuk pol pol pol pol pol pol pol pol pol pol