Jakarta, wajahbatam.co.id – Laporan Kebahagiaan Dunia 2025 telah merilis wilayah dan negara paling bahagia di dunia. Di Asia, Taiwan menjadi pulau ini paling bahagia di Asia, menggeser posisi Singapura.
Laporan yang diterbitkan Kamis (20/3/2025) menyebut dari 147 tempat di seluruh dunia yang diperingkat tahun ini, Taiwan menempati posisi ke-27, naik dari posisi ke-31 tahun lalu, dan menggeser posisi teratas Singapura. Taiwan adalah pulau yang memerintah sendiri secara demokratis yang dianggap China sebagai bagian dari wilayahnya.
Berikut adalah tempat-tempat paling bahagia di Asia, menurut Laporan Kebahagiaan Dunia 2025:
-
Taiwan
-
Singapura
-
Vietnam
-
Thailand
-
Jepang
-
Filipina
-
Republik Korea
-
Malaysia
-
China
-
Mongolia
Sementara negara-negara yang menduduki posisi atas dalam daftar tersebut adalah negara-negara Nordik. Finlandia memimpin di tempat pertama selama delapan tahun berturut-turut, diikuti oleh Denmark, Islandia, Swedia, dan Belanda.
Laporan Kebahagiaan Dunia merupakan upaya bersama oleh beberapa pakar dan peneliti terkemuka dunia dalam ilmu kesejahteraan. Peringkat kebahagiaan ini didukung oleh data dari Gallup World Poll yang mengukur evaluasi hidup individu yang dinilai sendiri, yang dirata-ratakan selama periode tiga tahun dari 2022 hingga 2024.
Para ahli juga menganalisis data berdasarkan enam faktor utama. Mulai dari produk domestik bruto per kapita, dukungan sosial, harapan hidup sehat, kebebasan, kedermawanan, dan korupsi.
Sementara peringkat kebahagiaan didasarkan pada penilaian subjektif responden terhadap kualitas hidup mereka sendiri. Keenam variabel tersebut dapat membantu memberikan wawasan yang lebih mendalam dan menjelaskan perbedaan antarnegara, menurut laporan tersebut.
“Laporan tahun ini mendorong kita untuk melihat lebih jauh dari faktor penentu tradisional seperti kesehatan dan kekayaan. Ternyata berbagi makanan dan memercayai orang lain merupakan prediktor kesejahteraan yang lebih kuat dari yang diharapkan,” kata Jan-Emmanuel De Neve, direktur Pusat Penelitian Kesejahteraan di Universitas Oxford dan editor Laporan Kebahagiaan Dunia 2025.
Berdasarkan data Gallup, laporan tersebut menemukan bahwa dampak berbagi makanan terhadap kesejahteraan subjektif “setara dengan pengaruh pendapatan dan pengangguran”. Mereka yang lebih banyak berbagi makanan dengan orang lain melaporkan tingkat kepuasan hidup yang “jauh lebih tinggi”.
“Di era isolasi sosial dan polarisasi politik ini, kita perlu menemukan cara untuk menyatukan orang-orang di meja makan lagi – melakukan hal itu sangat penting bagi kesejahteraan individu dan kolektif kita,” kata direktur pusat penelitian kesejahteraan Oxford dan editor Laporan Kebahagiaan Dunia 2025, Jan-Emmanuel De Neve.
“Orang Taiwan melaporkan memiliki jumlah makan bersama yang tinggi,” tambahnya.
“Mereka melaporkan bahwa 5,5 dari 7 makan malam dibagi dengan orang lain, dan 4,7 makan siang dibagi dengan orang lain. [Itu] total 10,1 dari 14 makan bersama, yang menempatkan mereka di posisi ke-8 secara global dari 142 negara dalam sampel.”
Sebaliknya, tempat-tempat lain di Asia Selatan dan Timur melaporkan tingkat berbagi makanan yang relatif rendah, menurut laporan tersebut.
Negara lain yang juga mengalami peningkatan besar tahun ini adalah Vietnam. Negara ini telah mengalami peningkatan yang kuat dalam peringkat kebahagiaan global, dari peringkat ke-54 pada tahun 2024 menjadi peringkat ke-46 tahun ini. Dalam lima tahun terakhir, negara Asia Tenggara ini telah melonjak hampir 40 peringkat dari peringkat ke-83 pada tahun 2020.
(sef/sef)
Next Article
Taiwan Tembak Rudal, Laut China Selatan Memanas
