Hari Raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan Bali (210 hari). Perayaannya jauh setiap Rabu Kliwon wuku Dungulan sebagai Hari Kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan).
Apa Itu Galungan? Ini Pengertian dan Tradisinya
Apa itu Galungan? Mengutip situs bimashindu.kemenag,go.id, Hari Raya Galungan adalah perayaan untuk memperingati kemenangan Dharma atas Adharma. Secara etimologi, Galungan memiliki arti bertemu atau bersatu yang melambangkan bersatunya kekuatan rohani dalam diri manusia untuk mencapai kemenangan kebaikan.
Pada hari itu, masyarakat Hindu melakukan penyembelihan hewan sebagai simbol pengendalian diri terhadap sifat-sifat buruk dan sebagai persembahan. Puncak perayaan Galungan pertama pada tahun 2025 adalah pada hari Rabul 23 April 2025.
Setekah merayakan Galungan, masyarakat Hindu akan merayakan Umanis Galungan pada hari Kamis Umanis Wuku Dungulan, yaitu pada hari Kamis, 24 April 2025. Pada hari itu umat Hindu akan mengunjungi keluarga untuk bersilaturahmi dan mendoakan keselamatan.
Sepuluh hari setelah Galungan, umat Hindu akan merayakan Hari Raya Kuningan yang jatuh pada hari Sabtu, 3 Mei 2025. Sehari sebelum Kuningan, yaitu pada hari Jumat, 2 Mei 2025, masyarakat Hindu memperingati Penampahan Kuningan..
Saat hari raya Galungan, umat Hindu Bali memasang dekorasi unik berupa tiang bambu di sepanjang jalan yang disebut Penjor. Menurut buku Ensiklopedia Pulau Bali oleh Tjahjono Tri (2023: 49), Penjor adalah dekorasi yang terbuat dari bambu utuh dan bambu dihiasi menggunakan jamur dan hiasan lainnya.
Pada ujungnya diberi hiasan bunga yang bernama Sampian. Hiasan bunga digantung menggunakan jamur yang diikat agar teruntai panjang.